Monday, May 30, 2011

Manfaat Minyak Kelapa untuk Diet

Apa mungkin anda bisa menambahkan lemak ke dalam diet sambil tetap bisa menurunkan berat badan?

Ya, jika amda memilih lemak yang tepat, kata Bruce Fife, ND, seorang naturopath yang menjadi penulis dari buku diet Eat Fat Look Thin.

Buku diet tersebut merekomendasikan anda untuk menambahkan minyak kelapa dan menjadikannya sebagai pengganti minyak polyunsaturated untuk mengurangi nafsu makan, mempercepat metabolisme, dan menurunkan berat badan.

"Banyak orang yang telah melaporkan bahwa saat mereka menambahkan minyak kelapa ke dalam diet, itu cukup untuk memicu penurunan berat badan," kata Fife.

"Sebagian orang tidak berhasil menurunkan berat badannya, yang seringkali disebabkan karena makan terlalu banyak. Padahal kalori itu penting."

Pengalamannya dengan minyak kelapa menghasilkan penurunan berat badan sekitar 20 pound selama enam bulan, yang sebelumnya tidak mampu dia lakukan melalui program diet dan olahraga lain.

Dia menganjurkan untuk menggunakan sekitar tiga sendok teh minyak kelapa natural per hari, baik yang murni maupun yang sudah diproses.

Para pasiennya menggunakan minyak kelapa untuk menggoreng dan melengkapi salad, menambahkannya ke dalam makanan lain, atau memakannya secara langsung.

Lemaknya juga terdapat di dalam susu kelapa (bukan cairan yang terdapat di dalam kelapa), yang bisa menjadi pengganti susu, dan buah kelapa segar yang bisa dimakan sebagai snack atau parutan diatas buah dan salad.

Bagaimana minyak kelapa bisa menurunkan berat badan?

"Menurut saya kunci yang sebenarnya untuk minyak kelapa dan menurunkan berat badan itu adalah fakta bahwa dia bisa mengurangi nafsu makan anda saat dan sesudah makan," kata Fife.

"Penelitian menunjukkan bahwa saat lemak ini ditambahkan, orang lebih cepat merasa kenyang dan makan lebih sedikit, dan pada waktu makan berikutnya mereka tidak membalasnya dengan makan lebih banyak."

Minyak kelapa adalah medium-chain triglyceride (MCT), sementara lemak jenis lain, misalnya minyak sayuran dan lemak hewan, adalah long-chain triglycerides (LCTs).

"Panjang dari molekul menentukan bagaimana lemak akan dicerna," kata Fife.

MCT itu mudah dicerna, dan tubuh membakarnya untuk energi, sama seperti karbohidrat. Sedangkan LCT, akan disimpan dalam cell-cell lemak.

"Dengan MCT, anda memang makan kalori lemak, tapi kalori yang anda makan lebih sedikit karena metabolisme tubuh meningkat sehingga kalori yang terbakar lebih banyak dan tidak disimpan sebagai lemak. Dengan minyak kelapa, anda bisa makan lemak lebih banyak dibanding lemak lain sebelum tubuh anda akan mengubahnya menjadi lemak."

Fife mengatakan bahwa jenis-jenis minyak yang terdapat di dalam minyak kelapa itu menstimulasi metabolisme.

"Minyak tersebut memicu thermogenesis (membakar kalori untuk memproduksi panas), dan sebagian orang dengan fungsi thyroid yang lemah mengatakan pada saya bahwa mereka merasa hangat dan temperatur tubuh mereka meningkat satu atau dua derajat setelah mengkonsumsi minyak kelapa."

Orang yang fungsi thyroidnya lemah punya metabolisme yang lambat dan bisa mengurangi kemampuan mereka untuk menurunkan berat badan.

Mungkinkah lemak saturated itu baik untuk anda?

Minyak kelapa banyak mengandung lemak saturated, yang dikelompokkan sebagai lemak hewani. Lemak ini di banned dari theater popcorn dan oleh Center for Science di Public Interest (CSPI).

Makanan-makanan yang mengandung minyak kelapa dan banyak mengandung lemak saturated dikelompokkan dalam kategori "Food Porn" oleh CSPI.

Enam tahun yang lalu, Fife mengatakan bahwa dia akan setuju bahwa semua lemak saturated itu meningkatkan kolesterol dan menyebabkan penyakit jantung. Dan dia menganjurkan diet rendah lemak untuk pasiennya yang ingin menurunkan berat badan.

Namun kekesalan seorang kolega membuatnya tertarik dengan minyak kelapa, dan mulai menyelidiki manfaatnya untuk kesehatan.

Minyak kelapa digunakan dalam IV solutins di rumah sakit dan dalam susu formula bayi," katanya. "Kupikir, jika minyak kelapa itu begitu buruk, lalu mengapa diberikan pada orang-orang yang sakit dan bayi?"

"MCT itu lebih cepat dicerna dibanding LCT, dan akan diserap secara penuh saat mencapai saluran usus."

Karena begitu mudah diserap, MCT dalam minyak kelapa digunakan untuk menyediakan nutrisi misalnya pada pada penderita AIDS yang punya kesulitan untuk mencerna lemak.

Para peneliti juga tertarik menyelidiki potensi minyak kelapa untuk meningkatkan daya tahan atletik dan perawatan diabetes type 2.

Namun karena terbatasnya jumlah penelitian mengenai minyak yang mirip dengan yang ditemukan dalam buah kelapa dan pengaruhnya terhadap penurunan berat badan, telah menyebabkan konflik.

Dua orang peneliti di McGill University, Quebec, yaitu Marie-Pierre St.-Onge dan Peter J. H. Jones, mempublikasikan sebuah review dari literatur mereka pada Maret 2002 di Journal of Nutrition.

Menurut hasil percobaan mereka pada hewan menunjukkan bahwa mengganti lemak MCT dengan LCT untuk jangka waktu yang lama bisa menghasilkan penurunan berat badan.

Dari penelitian awal ini mereka menyimpulkan bahwa minyak jenis ini menghasilkan peningkatan jumlah energi yang dikeluarkan, dan menghasilkan pengurangan dalam jumlah makanan yang dikonsumsi.

Posisi American Heart Association

Bagaimana dengan American Heart Association? Apa pendapat mereka tentang minyak kelapa yang konon bisa membantu menurunkan berat badan?

"Saya sangat pesimis mengenai hal ini," kata Robert Eckel, MD, salah seorang juru bicara.

Dia prihatin mengenai efek tingginya level lemak saturated. "Ini akan menjadi diet peningkatan level kolesterol."

Dia juga meragukan klaim yang mengatakan bahwa minyak kelapa bisa mempercepat metabolisme.

"Orang-orang harus melihat dimasa lalu untuk mengetahui apakah MCT itu punya kemampuan thermogenic, dan saya rasa jawabannya cukup negatif. Secara umum, lemak saturated itu cenderung sama, jadi, sekalipun jika memang punya kemampuan menghasilkan panas, pasti tidak seberapa."

Eckel mengatakan bahwa efek minyak kelapa terhadap metabolisme itu, jika memang ada, adalah lebih rendah dibanding potensinya untuk meningkatkan kolesterol, dan terutama kolesterol "jahat" (LDL).

"Mengkonsumsi minyak kelapa untuk jangka pendek itu mungkin memang tidak berbahaya, namun saya khawatir mengenai efeknya untuk jangka panjang."

Sudut pandang lain

"Menurut saya minyak kelapa itu menjanjikan, namun saya harap tidak mempromosikannya sebagai makanan untuk menurunkan berat badan," kata Glenn S. Rothfeld, MD, MAc, seorang asistent profesor di Tufts University School of Medicine dan direktur medis dari WholeHealth New England, Arlington.

Dia dan Deborah S. Romaine adalah penulis dari buku "Thyroid Balance: Traditional and Alternative Methods for Treating Thyroid Disorders."

"Bagi saya, satu-satunya yang jadi masalah adalah kurangnya penelitian."

Dia mengatakan bahwa penelitian yang telah dilakukan umumnya mengenai semua jenis minyak, dan hasilnya tidak menspesifikasikan minyak kelapa secara khusus.

Dia mengatakan bahwa MCT itu memang punya sedikit pengaruh tidak langsung terhadap fungsi thyroid dan metabolisme karena MCT adalah bahan bakar yang efisien.

Dia menambahkan bahwa ada sebagian yang berpendapat MCT meningkatkan level hormon thyroid, yang sangat penting bagi metabolisme.

Namun, dia juga menganjurkan untuk tidak mengkonsumsi minyak kelapa saat perut kosong karena mungkin bisa menyebabkan perut kembung.

Meski tiga sendok teh minyak kelapa mengandung 360 kalori, namun Rothfeld mengatakan bahwa kalori tersebut tidak perlu dirisaukan karena akan cepat diubah menjadi energi.

"Tidak semua kalori itu sama," katanya, dengan memberikan contoh sebuah penelitian dimana satu kelompok diberi makan pada pagi hari, dan kelompok lain diberi makan pada malam hari.

"Mereka mengkonsumsi makanan yang sama. Jumlahnya 1.200 kalori. Namun hanya kelompok yang makan dipagi hari yang bisa menurunkan berat badannya."

Rothfeld mengatakan bahwa dia tidak melihat sesuatu yang berbahaya di dalam minyak kelapa, meski dia tidak merekomendasikannya untuk penderita diabetes atau penyakit liver.

"Bisnis mengenai minyak itu begitu membingungkan," katanya.

"Tiga puluh tahun yang lalu, ilmuwan mengatakan bahwa minyak polyunsaturated itu bagus. Tapi sekarang mereka mengatakan bahwa minyak itu tidak begitu bagus. Menurut saya, pada akhirnya kita perlu menyeimbangkan semuanya."

No comments: