Bernstein diet adalah diet rendah karbohidrat, tinggi lemak untuk penderita diabetes (diabetics).
Diet ini bertentangan dengan diet diabetes konvensional yang tinggi karbohidrat dan rendah lemak, seperti yang banyak direkomendasikan oleh komunitas medis.
Asal Muasal
Diet ini dikembangkan oleh seorang endocrinologist dan penderita diabetes Type I, Richard K. Bernstein.
Program diet ini pertama kali dipublikasikan melalui bukunya yang berjudul "Dr. Bernstein’s Diabetes Solution: A Complete Guide to Achieving Normal Blood Sugars" yang diterbitkan pada tahun 1997.
Diet ini ditujukan untuk para penderita diabetes dan mereka yang mengalami insulin resistance syndrome.
Diabetes adalah penyakit dimana tubuh tidak bisa memproduksi atau memanfaatkan insulin dengan benar. Insulin adalah sebuah hormon yang diperlukan untuk mengubah gula, zat tepung, dan makanan-makanan lain menjadi energi.
Insulin resistance sering mengiringi berbagai penyakit lain, misalnya diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung. Saat seseorang mengalami penyakit ini dan insulin resistance secara bersamaan, maka disebut insulin resistance syndrome.
Bernstein di diagnosa menderita diabetes di tahun 1946, saat dia baru berusia 12 tahun. Kemudian, dia ditempatkan pada diet rendah lemak, tinggi karbohidrat untuk penderita diabetes. Sampai tahun 1969, dia masih terus menjalani diet ini, meski kondisinya memburuk dan mengalami berbagai komplikasi penyakit.
Selama masa-masa tersebut, dia sering mengalami bouts of hypoglycemia (level gula darah yang terlalu rendah) yang disertai dengan sakit kepala dan lesu, yang menurutnya disebabkan oleh tingginya dosis insulin yang diterimanya.
Dia menyalahkan cycle of hypoglycemia ini karena mengikuti diet tinggi karbohidrat yang disertai dengan suntikan insulin.
Dokter merekomendasikan diet tinggi karbohidrat untuk penderita diabetes karena bisa meningkatkan level gula darah. Saat level gula darah menjadi terlalu tinggi dalam diabetic Type I, harus diturunkan dengan suntikan insulin.
Di tahun 1969, Bernstein yang sudah menjadi seorang insinyur, mulai menyesuaikan dosis insulinnya dari satu kali suntikan per hari menjadi dua kali per hari, dan mengurangi karbohidrat dalam dietnya. Namun perubahan ini hanya memberikan efek yang minim.
Di tahun 1972, dia mulai memeriksa level gula darahnya lima sampai delapan kali per hari, melakukan perubahan kecil pada dosis insulin dan dietnya untuk melihat apakah ada efeknya.
Dalam satu tahun, Bernstein mengatakan dia berhasil menyempurnakan diet dan jadwal suntikan insulinnya sampai pada titik dimana level gula darahnya hampir selalu normal, sehingga kesehatannya meningkat.
Selama beberapa tahun berikutnya, dia menghabiskan waktu untuk berusaha meyakinkan berbagai journal dan ahli medis yang merawat penderita diabetes bahwa metodenya ini bisa membantu. Namun usahanya gagal.
Jadi, ditahun 1979, Bernstein keluar dari pekerjaanya dibidang engineering dan memasuki sekolah medis. Di tahun 1983, dia membuka praktek medisnya sendiri di New York. Setelah itu, dia mulai memformulasikan program diet yang menjadi fokus dari bukunya.
Deskripsi
Bernstein diet tidak merekomendasikan rasio spesifik dari ketiga jenis makanan utama: protein, lemak, dan karbohidrat. Dia lebih memilih untuk menganjurkan metode individualisasi terhadap diet diabetes.
Diet ini mengharuskan penderita diabetes untuk selalu memeriksa level gula darahnya, minimal lima sampai delapan kali sehari.
Di websitenya, www.drbdiet.com Bernstein menyatakan, "Tidak ada cara objektif untuk mengetahui bagaimana efek dari suatu makanan pada waktu tertentu yang diberikan pada orang tertentu, kecuali gula darah ditest sebelum dan beberapa jam sesudah makanan tersebut dikonsumsi."
Dalam bukunya, dan di websitenya, Bernstein memberikan detil mengenai bagaimana ketiga jenis makanan utama yaitu protein, lemak, dan karbohidrat, disesuaikan ke dalam dietnya.
Bernstein punya tiga aturan dasar untuk penderita diabetes saat mengembangkan menu makanan yang bisa menormalkan level gula darah. Yaitu:
- Eliminasi semua makanan yang mengandung gula simple yang bertindak sebagai karbohidrat fast-acting dari diet. Makanan-makanan ini antara lain gula dapur, makanan yang mengandung zat tepung misalnya roti dan pasta, grains, dan kentang.
- Batasi konsumsi karbohidrat total sampai pada jumlah yang sesuai dengan insulin, entah melalui injeksi atau diproduksi secara normal oleh tubuh. Ini untuk menghindari meningkatnya level gula darah setelah makan, dan menghindari agar insulin yang tersisa tidak memproduksi cell-cell beta di pankreas.
- Berhenti makan saat tidak lagi merasa lapar. Dia mengatakan bahwa orang seharusnya tidak meninggalkan meja makan saat mereka masih merasa lapar, dan jangan menunggu sampai merasa sangat kenyang untuk berhenti makan.
Bernstein menganjurkan penderita diabetes untuk menghindari bahaya-bahaya tersembunyi yang terdapat di dalam makanan, terutama makanan bebas gula yang bisa menyebabkan level gula darah naik terlalu tinggi atau terlalu cepat.
Label makanan seharusnya diperiksa secara seksama untuk memeriksa bahan-bahan yang berbahaya tersebut, dan semua makanan yang mengandung bahan tersebut seharusnya dihindari. Bahan-bahan tersebut antara lain:
carob, madu, saccharose, corn syrup, lactose, sorbitol, dextrin, levulose, sorghum, dextrose, maltodextrin, treacle, dulcitol, maltose, tur-binado, fructose, mannitol, xylitol, glucose, mannose, xylose, dan molasses.
Diet Bernstein merekomendasikan penderita diabetes untuk menghindari makanan berikut ini:
sereal sarapan, makanan snack (candy, kue, cakes, chips kentang dan tortilla, popcorn, dan pretzels), protein bars, keju susu dan cottage (kecuali susu kedele), buah dan jus buah, sayuran tertentu (beans, beets, carrots, corn, potatoes, tomat (termasuk saus dan pasta tomat), soup kalengan dan yang sudah dipaket, dan makanan ‘sehat’ umumnya.
Makanan-makanan yang diperbolehkan dalam diet Bernstein antara lain:
daging, ikan dan seafood, unggas, telur, tofu, kedele pengganti daging, keju, mentega, margarine, cream, yogurt, susu kedele, tepung kedele, dan bran crackers.
Makanan lain yang diperbolehkan yaitu:
toasted nori (seaweed), pemanis buatan (Equal, Sweet’n Low, Nutra-Sweet, dan Splenda), No-Cal brand syrups, Da Vinci Gourmet brand syrups, flavor extracts, herbal dan bumbu, salad dressing rendah karbohidrat, nuts, dan gelatin serta puddings bebas gula.
Fungsi
Fungsi utama dari diet Bernstein adalah untuk membantu penderita diabetes mempertahankan level gula darah agar tetap normal sepanjang hari.
Dengan mengotrol level gula darah, bisa membantu penderita diabetes agar terhindar dari komplikasi jangka panjang, antara lain neuropathy pada kaki, amputasi, cataract dan kebutaan, penyakit jantung, erectile dysfunction, glaucoma, bisul pada kaki, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
Karena diet ini mirip dengan Atkins diet yang juga menekankan pada makanan rendah karbohidrat, maka orang yang memiliki berat badan berlebih (overweight) atau obese bisa menurunkan berat badannya melalui diet Bernstein ini.
Manfaat
Manfaat utama dari program diet ini adalah membuat penderita diabetes mampu mempertahankan level gula darah agar selalu normal.
Jika dijalani untuk jangka panjang, bisa membantu mengurangi jumlah penderita diabetes yang mengembangkan komplikasi dari penyakit ini.
Komplikasi tersebut antara lain penyakit jantung, tekanan darah tinggi, masalah pada mata, kondisi serius yang mempengaruhi kaki yang terkadang mengarah pada amputasi, gastroparesis (sebuah kondisi dimana perut membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi kosong), penyakit ginjal, dan lesu.
Pentingnya mempertahankan level gula darah pada tingkat normal (dengan memeriksa minimal lima sampai enam kali per hari, kemudian menyesuaikan level insulin menurut hasil pemeriksaan tersebut) telah dibuktikan oleh Diabetes Control and Complications Trial, sebuah penelitian diabetes paling comprehensive dalam skala besar yang pernah dilakukan, dari tahun 1983 sampai 1993.
Penelitian tersebut menemukan bahwa para penderita diabetes yang selalu memeriksa level gula darahnya secara intensif, resiko penyakit mata berkurang sebanyak 76 persen, penyakit syaraf sebanyak 60 persen, dan penyakit ginjal sebanyak 50%.
Diet juga bisa membantu penderita diabetes yang overweight atau obese untuk menurunkan berat badannya.
Pencegahan
Tidak ada pencegahan utama yang berhubungan dengan diet ini, meski diet ini tidak dianjurkan untuk penderita diabetes oleh organisasi-organisasi medis yang utama, termasuk American Medical Association, American Dietary Association, dan American Diabetes Association.
Penderita diabetes sebaiknya mendiskusikan diet ini dengan seorang dokter atau spesialis dibidang diabetes yang disebut endocrinologist, yang mungkin akan merujuk pada seorang ahli diet atau nutrisi untuk diabetes.
Diet ini tinggi kadar lemaknya, sehingga orang-orang yang ingin menjalaninya seharusnya menggunakan lemak yang berasal dari sumber monounsaturated dan polyunsaturated misalnya olive dan canola oils.
Resiko
Tidak ada resiko kesehatan umum yang berhubungan dengan program diet ini.
Para pengkritik mengatakan diet ini mengandung terlalu banyak lemak, nutrisinya tidak seimbang, dan bukan solusi jangka panjang untuk menurunkan berat badan.
Mereka juga mengatakan bahwa, untuk mempertahankan diet rendah karbohidrat dalam jangka panjang itu umumnya sulit.
Selain itu, penderita diabtes type 1 yang menggunakan insulin beresiko tinggi untuk mengalami hypoglycemia (level gula darah yang terlalu rendah) dan ketoacidosis (level gula darah yang terlalu tinggi) jika mereka terlalu banyak membuang karbohidrat dari dietnya.
Research
Banyaknya kritik terhadap diet Bernstein untuk penderita diabetes ini adalah karena tidak adanya bukti dari penelitian jangka panjang mengenai efektivitas dari diet rendah karbohidrat, tinggi lemak.
Namun hal yang sama juga berlaku untuk diet rendah lemak, tinggi karbohidrat tradisional yang telah digunakan selama lebih dari 50 tahun sebagai diet standard untuk penderita diabetes.
Dalam satu review mengenai buku Bernstein terbitan tahun 1997, "Dr. Bernstein’s Diabetes Solution: A Complete Guide to Achieving Normal Blood Sugars, " dietnya dikritik karena mengharuskan penderita diabetes untuk memanage sendiri penyakitnya secara teliti.
Namun ada penelitian ilmiah jangka panjang yang menunjukkan bahwa melakukan self-management secara teliti seperti itu bisa memberikan manfaat yang significant, termasuk penelitian Diabetes Control and Complications Trial, dan United Kingdom Prospective Diabetes Study.
Yang termasuk pengkritik diet Bernstein untuk penderita diabetes itu antara lain American Diabetes Association, American Dietary Association, American Medical Association, American Heart Association, United States Department of Agriculture, dan Physicians Committee for Responsible Medicine.
Mereka mengatakan bahwa diet rendah kabohidrat, tinggi lemak itu secara umum tidak sehat karena rendah serat, kalsium, buah, dan sayuran, serta tinggi kolesterol, lemak, dan lemak saturated.
Dipermukaan, diet ini sepertinya berlawanan dengan apa yang direkomendasikan oleh berbagai organisasi diabetes terkemuka.
Namun, semenjak tahun 2002, sejumlah penelitian ilmiah yang membandingkan antara diet tinggi karbohidrat dan diet rendah karbohidrat menyimpulkan bahwa, diet rendah karbohidrat itu bisa mengurangi level gula darah dan faktor-faktor resiko untuk penyakit jantung.
Itulah mengapa banyak praktisi endocrinologists lebih memilih Bersntein dan diet rendah karbohidrat lain untuk pasien mereka. Mereka berpendapat bahwa American Diabetes Association (ADA) itu selalu sangat lamban dalam bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan baru dalam bidang monitoring dan perawatan diabetes.
Contohnya, sebelum tahun 1983, ADA tidak menganjurkan untuk memonitor level glucose pasien, itu sekitar 10 tahun setelah monitoring glucose dikembangkan.
Apa yang kurang dalam kontroversi antara diet rendah karbohidrat dengan diet tinggi karbohidrat adalah belum adanya penelitian jangka panjang yang mencatat perkembangan pasien selama minimal 10 tahun.
Penderita diabetes Type II mungkin bisa meningkatkan control level gula darah, menurunkan berat badan, dan kolesterol secara significant dengan diet rendah karbohidrat seperti diet Bernstein ini, menurut dua penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 di American Diabetes Association annual scientific sessions.
Salah satu dari penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Duke University tersebut di danai oleh Robert C. Atkins Foundation yang didirikan oleh Dr. Atkins, penulis dari sejumlah buku diet populer, diantaranya Atkins diet.
No comments:
Post a Comment